Paragraf naratif: definisi, fitur, tipe, contoh, langkah-langkah yang akan dibuat

Paragraf-naratif-definisi-fitur-tipe-contoh-langkah-langkah-yang-akan-dibuat
5/5 - (1 vote)

Paragraf naratif: definisi, fitur, tipe, contoh, langkah-langkah yang akan dibuat

Definisi paragraf naratif

Paragraf naratif merupakan bentuk paragraf yang memiliki tujuan tertentu yaitu menghibur dengan menyampaikan pengalaman dan fantasi estetik kepada pembacanya. Ide utama paragraf ini juga disampaikan dengan plot dan urutan cerita yang jelas.

Paragraf-naratif-definisi-fitur-tipe-contoh-langkah-langkah-yang-akan-dibuat

Paragraf naratif banyak dijumpai dalam bentuk karya sastra seperti novel, cerpen, roman, biografi, dan otobiografi. Cerita yang muncul pada paragraf naratif memiliki dua jenis yang dapat dikelompokkan menurut jenis ceritanya, antara lain: narasi fiksi, cerita berdasarkan kisah nyata, atau bahkan narasi non fiksi cerita yang merupakan lembar karangan yang berasal dari imajinasi penulis tertentu.
Karakteristik esai naratif

Sebuah teks bisa disebut esai naratif jika memenuhi kriteria berikut:

Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.
Paragraf naratif menyoroti tindakan atau faktor tindakan.
Dalam urutan kronologis waktu dan diatur dengan jelas di mana bagian-bagian orientasi, klimaks dan pembubaran berada.
Memiliki elemen kunci seperti karakter penulis, sikap, konflik, dan sudut pandang.
Secara umum, sebuah paragraf berisi sejumlah kalimat yang lugas.
Memiliki nilai estetika. Dalam paragraf naratif, penulis bisa melepaskan pemikirannya dan lebih kreatif dalam memastikan diksi. Tak hanya itu, gaya penyusunan kalimat juga berpengaruh pada paragraf naratif.

Jenis tipe paragraf naratif

Berdasarkan jenis ceritanya, paragraf naratif dibedakan menjadi dua jenis paragraf, yaitu:

Narasi sugestif

Paragraf ini merupakan narasi yang hanya menceritakan sebuah cerita yang disusun, dikenalkan, atau disajikan oleh pengarang. Jenis paragraf ini ditemukan dalam roman, cerita pendek, saga, dongeng, dan novel.

Narasi ini selalu menghubungkan energi imajiner atau imajinasi pembaca karena tujuan yang ingin dicapai adalah impresi dari peristiwa tersebut, seolah-olah pembaca hadir atau ikut serta dalam cerita.

Contoh:

Patih Gajah Mada menghunus pedangnya ke arah Raden Perkoso. Ketika Raden Perkoso melihat apa yang coba dilakukan Patih Gajah Mada, dia pun menghunus pedang dari belakang punggungnya. Tanpa banyak bicara, Patih Perkoso segera berlari menuju Patih Gajah Mada. Kemudian dia mengayunkan pedangnya ke arah kepala Patih Gajah Mada, tapi meleset. Patih Gajah Mada yang berhasil menyingkir mencoba kembali ke Raden Perkoso.

Dia menerjang langsung ke dada pada Raden Perkoso. Raden Perkoso juga terpotong dan pedangnya jatuh ke tanah. Raden Perkoso mengedipkan kakinya dan mengambil kembali pedangnya. Pertempuran antara dua Patih terhebat kembali terjadi. Mereka menyerang selama 2 hari 2 malam sampai pada kesimpulan bahwa Patih Gajah Mada memenangkan pertempuran dan Patih Raden Perkoso meninggal.

Narasi ekspositori

Paragraf ini merupakan semacam narasi yang menggambarkan rangkaian tindakan yang sangat informatif sehingga pembaca dapat melihat dengan jelas bagaimana jalan cerita.

Paragraf ini bertujuan untuk menambah pengetahuan pembaca tentang sebuah cerita dan didasarkan pada peristiwa atau informasi aktual. Secara umum, paragraf ini menggambarkan kisah seseorang yang diceritakan dari awal kehidupan hingga kematian. Paragraf ini juga tidak mengandung faktor sugestif atau obyektif. Narasi ekspositori bisa menjadi biografi.

Contoh:

Anjar Nugraha lahir pada 17 Januari 1993 dari keluarga miskin. Ayahnya hanya seorang buruh tani dan ibunya tidak bekerja. Meski masih anak-anak yang malang, Anjar sangat bersemangat mengubah nasibnya. Dia juga anak yang pintar di sekolah. Anjar menyelesaikan studi sarjananya di SD Impress di desa terpencil. Biasanya, anak-anak di desanya langsung bekerja setelah lulus SD.

Namun Anjar berbeda, ia memiliki kemauan yang kuat untuk melanjutkan pendidikan. Kemudian dia belajar di SMP N 30 yang jauh dari desanya. Anjar juga harus berjalan kaki selama 3 jam untuk bisa sampai ke sekolah. Meski selalu bersekolah, ia selalu membantu ayahnya menghasilkan uang, seperti berjualan dan menjadi pen di pasar. Setelah lulus dari sekolah menengah pertama, dia hampir tidak dapat melanjutkan pendidikannya di sekolah menengah atas. Untungnya, seorang guru ingin menyekolahkannya ke sekolah menengah atas berkat hasrat dan prestasi akademisnya yang kuat. Setelah lulus SMA, ia mendapat beasiswa untuk kuliah di Universitas Indonesia. Anjar merupakan mahasiswa yang aktif dalam bidang studi dan organisasi. Saat ini adalah Anjar Nugraha yang berasal dari pelosok dan miskin

 

 

 

LIHAT JUGA :

https://vhost.id/
https://busbagus.co.id/
https://zalala.co.id/
https://namabayi.co.id/
https://jilbabbayi.co.id/
https://multi-part.co.id/
https://mvagusta.co.id/
https://penirumherbal.co.id/
https://montir.co.id/
https://duniabudidaya.co.id/